SOLAHART | CV.Tirtajaya Indotama

Sunday, June 28, 2015

Uhm...

Well I'm on my nightmare holiday now, so fookin boring. A month,dude, a month!!!!

So lately I've been spending my time watching movie. but a few days ago I was out of stock. There's no more movie left in my dvdcase.

And theeen it was happened. I decided to re-watch a korean drama since I have forgotten the line. To The Beautiful You. Anyone knows?

When I was watching it, I felt like I missed for being a kpopers again, u know what? It's like I miss screaming out in front of tv for fangirling the cheesy scene of the drama><

Plus I watched my "ex" bias, Choi Min Ho. Tf why did God make a boy who as cute as him?:(

Blabla

HELP ME OUT I DONT KNOW WHAT TO DO ON THIS HOLIDAY PFT

But I tink I'm gonna watch the other dramas. For killing my time. The last, I miss Kpop world 😁

Monday, January 19, 2015

Review Film : Hijrah Cinta

Jadi ceritanya, tadi sore gue abis diajak nonton film. Nah, waktu film ini diputer di bioskop gue ga sempet nonton (atau tepatnya gaada yang ngajakin wkwk). Jadilah kita nonton Hijrah Cinta di kama.

Sebenernya sebelum nonton ini gue mikir, kok berlebihan banget sih ustad dibikinin film kaya gitu. But wait, apa yang gue fikirin salah berat. It's not about whom, it's about the lesson inside.

Alur yang ditawarkan di film ini emang udah banyak dipake di perindustrian film Indonesia, ditambah cap film religi yang bisa ngebuat penikmat film mikir dua kali. Bukan karena malas buat nonton film agama, tapi karena film-film bergenre sama yang sudah ada sebelumnya hanya bisa bertahan dihati 5 menit. Adab, azab, pembalasan, tobat. yang ada penonton hanya disuruh main tebak-tebakan.

Tapi Hijrah Cinta sukses mengcover itu semua.

***

Di awal cerita kita akan dikenalkan oleh sosok Jefri (Alfie Afandy), remaja tempo dulu yang berprofesi sebagai aktor yang lumayan terkenal dan seorang model. Kehidupannya seperti remaja umum, punya banyak teman dan suka bersenang-senang. Sayang, semua karir yang tengah dibangunnya itu harus kandas karena keteledorannya, mencandu narkoba.

Singkat cerita Jefri jatuh cinta dengan Pipik (Revalina S), model cantik yang ternyata lebih dulu menyukai Jefri lewat tv. Semuanya berjalan biasa, seperti pasangan pada umumnya.
Saat pacaran Jefri selalu kasar, meminta uang ke Pipik secara paksa, untuk beli drugs,  lalu meminta maaf di jam-jam setelahnya. Terjadi beberapa kali. Jefri berjanji untuk memenuhi apapun kemauan Pipik demi maaf darinya. Pipik ingin Jefri sembuh. Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk menikah dengan sedikit perjuangan.
Jefri yang pengangguran seperti orang yang tidak punya tujuan hidup, hingga Pipik mendapatinya tengah menyuntikkan barang2 haram lagi. Sebenarnya bukan lagi, Jefri memang tidak pernah sembuh.

***

Sekilas gambaran awal film. Membosankan? NO! Gue ga nyesel ngabisin lebih dari satu setengah jam buat mantengin film ini. Film religi yang ga niat buat menggurui, semua ceramah terkemas rapih hingga tak dapat dikatakan masuk kuping kanan keluar kuping kiri.

Kak Alfie Afandy yang meranin UJ (Alm.Ust.Jeffri Al-Buchori, tokoh inspiratif film) bener-bener ngebuat gue ngerasa bahwa UJ ikut ada di film itu. Merinding. Ada scene dimana Jefri di film itu terlalu terlarut dalam narkobanya dan berhalusinasi. Actingnya tampak alami dan nggak dipaksain. Apalagi saat Pipik keluar dari perusahaan tempat ia bekerja dulu dan memutuskan untuk merawat Jefri. Ia hamil. Jefri tidak siap dan merasa tidak bisa lepas dari narkobanya. Ia sakau, tapi Pipik bersedia merehabnya sendirian. Umi (Ibu) dari Jefri dan adik-adiknya yang tinggal serumah dengan mereka menyerahkan kepercayaan itu pada Pipik. Gue terharu disini, segitunya ya seorang istri? Cuma ada yang kurang dalam scene ini. Kurang lama:(

Konflik-konflik yang muncul ngebuat gue ga ngerasain satu jam awal film, kilas balik gimana Jefri bisa jadi kaya gitu, gimana dia ngeliat Abi(ayah)nya  ngusir dia dari rumah dulu di depan matanya sendiri. Sampe rumitnya sikap Jefri ke pipik yang gue akuin bagus banget, ngebuat gue bingung sendiri apa yang dia rasain sebenernya.

Lanjut ke 4 bulan setelah rehab, Jefri udah sembuh dan mau berubah. Cuma ya, masyarakat ga nerima segampang itu. Ada scene dimana Jefri ditunjuk jadi imam sholat, dan guess what? Beberapa shaf di belakangnya kosong saat selesai salam. Padahal awalnya ada banyak orang disana. Miris. Ditambah Jefri harus lagi-lagi mendekam di penjara.

***

Gue cuma bisa ngasih sedikit gambaran film ini, cuma ya film ini layak banget buat nonton. Lagi-lagi gue harus muji acting Kak Alfie Afandy yang bener-bener bisa mendalami tokoh Jefri ini. Film ini emang ga bikin gue nangis, tapi mampu bikin airmata gue netes. Gabisa dipungkiri kalo film ini emang mengharukan. Disini kita dapet banyak banget pelajaran tanpa terkesan diajar. Ceramah-ceramah yang disampaikan di beberapa scene mengalir begitu aja dan justru malah ngebuat gue agak ngeri. Nyampe gitu di otak, bahkan di hati.

Seenggaknya nambah satu lagi daftar film-film bagus di Indonesia. Gue recomendasiin film ini. Bener-bener bagus, kena, dan nyentuh.

My rating: 8/10

Sunday, January 18, 2015

Their Sides

This is inspirated by my bestie.

Her Side

Aku melewati deretan kelas itu hambar. Teman-temanku menyenggolku, memaksaku untuk tertawa. Tapi tidak bisa, mataku terpaku pada benturan bola basket di lapangan. Aku menggelengkan kepalaku pelan. Tidak, tidak. Aku hanya membuang-buang waktuku jika terus melihatnya di sana. Seperti orang bodoh saja.

Setiap hari berlangsung sama. Aku hanya bisa memperhatikannya dari jauh, terus seperti itu. Aku tau persis, aku hanya gadis jelek si kutu buku. Si anti sosial, meskipun tak separah itu. Rasanya sulit untuk menerima kenyataan bahwa aku tak secantik mereka, yang bisa mendapat perhatiannya dengan mudah. Mudah sekali, tanpa harus mengeluarkan usaha sedikitpun.

Berani taruh berapa? Siapa aku di matanya? Bukan. Apa aku di matanya? Orang idiot? Orang aneh? Mungkin tepatnya makhluk astral. Ia tidak pernah melihatku, bukan? Lagipula, siapa sih yang suka denganku? Aku tau, ia pasti lebih memilih gadis cantik, modis, dan famous lah. Bukan seperti aku.

Setidaknya buku dan sahabat-sahabatku bisa menghiburku saat ini.

Aku sadar sesadar-sadarnya. Dia tidak pernah menyukaiku.

His Side

Lagi-lagi aku harus melihatnya melewatiku begitu saja di lorong. Apakah aku tidak cukup menarik perhatiannya? Apa aku ini buruk sekali dibanding buku-buku tebal di tangannya itu?

Sudah sejak lama aku memperhatikannya. Gadis yang selalu tersenyum walau aku bisa melihat secarik kesedihan dari senyumnya itu. Tapi apa yang bisa aku perbuat? Aku bukan siapa-siapa.

Pandanganku tentangnya membuatku bergidik. Apa yang bisa membuatnya menaruh hati padaku? Ia pasti hanya menganggapku si pemain basket berotak udang. Si otak kosong. Sedangkan ia? Gadis juara kelas yang ramah. Aura kecantikannya menyeruak setiap kali ia melangkahkan kaki di hadapanku. Aku tau benar tipe pria gadis seperti dia. Jenius, juara osn, atau setidaknya yang mengetahui hasil akar dari minus satu.

Sulit rasanya. Tiap hari aku hanya dapat memperhatikannya dari bawah terik matahari di lapangan. Melihatnya berlalu begitu saja sambil tertawa bersama teman-temannya, semua seperti abu-abu bagiku.

Setidaknya aku masih bisa melihatnya tersenyum.

Aku sadar sesadar-sadarnya. Dia tidak pernah menyukaiku.

Saturday, January 17, 2015

Hello!

This is my first post in my new blog yeay!

Sebenernya cuma iseng aja sih bikin ginian, ga niat jadi blogger juga. Lagipula I have another one that's used for my school task. Awalnya gara2 ngeliat review orang2 yang ga sependapat sama gue. Gimana ya, gemes-gemes gimanaa gitu. So, gue buat label review di blog ini.

Actually this is my private blog. Just for my own fun.

Tapi gue seneng juga sih kalo ada yang baca, even though I'm sure my blog will never appear on google wkwkwk.
Gitu aja sih,  post ini cuma buat pembuka aja kok. I haven't decided yet what would this blog become exactly.

♥Bye♥